Kebun Raya Eka Karya Bali
photo credit by : balistarisland.com
Sejarah
Pada tahun 1958 pejabat senior di Bali meminta Pusat Penelitian Biologi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, untuk mempertimbangkan mendirikan sebuah taman botani yang memiliki peran ganda sebagai lembaga penelitian dan taman rekreasi. Direktur LIPI saat itu, Prof Dr Kusnoto Setiodiwiryo, memilih lokasi seluas 50 Ha berupa lahan yang dihutankan kembali yang digagas oleh Departemen Kehutanan di pusat dataran tinggi Bali yaitu Bedugul.
Pada 15 Juli 1959 di Bali Botanical Garden secara resmi didirikan di lereng Bukit Tapak, Desa Candikuning dengan ketinggian 1250-1400 mdpl. Bali Botanical Garden kemudian disebut sebagai Kebun Raya “Eka Karya” Bali. Arti Eka Karya mengacu pada Kebun Raya pertama yang dibuat sepenuhnya oleh orang Indonesia setelah kemerdekaan Indonesia. Bali Botanical Garden pada awalnya didirikan sebagai kumpulan spesies konifer (non-tumbuhan berbunga, atau gymnosperma) dari seluruh dunia, dan sebagai tempat rekreasi. Hal itu juga dilengkapi untuk kegiatan ilmiah, budaya dan teknis.
Pengembangan berhenti sekitar tahun 1965 karena ketidak-amanan pada periode itu. Pada tahun 1970 taman mulai secara bertahap direhabilitasi. Pada 30 April 1975 restorasi itu selesai dan luas taman ini meningkat menjadi 129,2 Ha dan fungsi diperluas dari koleksi tumbuhan konifer dan memasukkan konservasi ex-situ tanaman dari dataran tinggi di Indonesia Timur. Pada tahun 1998, Kebun raya meliputi area seluas 154,5 Ha, dan pada tahun 2001 daerah itu diperluas lagi menjadi 157,5 Ha. Beberapa koleksi spesial meliputi: anggrek, tanaman upacara, tanaman obat, kaktus, pakis, tanaman air dan pohon-pohon.
Lokasi :
Empat fungsi utama :
- Eksplorasi, Inventarisasi dan Penelitian
- Konservasi
- Rekreasi
- Pendidikan
Lembaga ini menawarkan sejumlah jasa ilmiah dan fasilitas untuk mendukung penelitian tanaman dan konservasi, termasuk herbarium, bank benih, perpustakaan, rumah kaca, pembibitan, dan basis data tanaman.
0 komentar